Sebagai Masyarakat Indonesia, kita tentunya cukup mengenal dengan baik garam beryodium dan manfaatnya. garam beryodium yang merupakan bumbu dapur yang dipergunakan secara luas di masyarakat merupakan media dalam mengatasi kekurangan gizi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) atau yang lebih dikenal dimasyarakat dengan penyakit gondok. Lebih jauh, telah diidentifikasi bahwa penderita GAKY memiliki keceerdasan dan produktivitas kerja yang rendah.
namun, tahukah kita jika Yodium memiliki fungsi lainhya, terutama dengan kejadian kondisi reaktor Nuklir di Fukushima yang masih belum tertangani. Yodium diyakini dapat menangkal radiasi radioaktif nuklir, dan garam beryodium merupakan alternatif. Sehingga pemerintah Jepang meminta warganya mengkonsumsi yodium untuk menangkal radiasi akibat meledaknya reaktor nuklirnya sehingga permintaan akan garam beryodium menjadi tinggi.
Hal ini benar adanya, menurut Centers for Disease Control and Prevention, Amerika Serikat, mengatakan, pil yodium dapat mencegah yodium radioaktif yang terbawa ke tiroid. Yodium radioaktif dari aktivitas nuklir dapat mencemari udara dan makanan. Kelenjar tiroid cepat menyerap zat radioaktif dan menimbulkan efek buruk. Menurut Guru besar Kimia dari Institut Teknologi Bandung, Ismunandar yodium aktif cukup ampuh untuk menangkal racun radiaktif. Yodium dipakai sebagai salah satu penangkal agar sistem tubuh tidak rusak.
“Supaya kelenjar gondok tidak terkena,” Bagaimana hal ini bisa terjadi, Yodium digunakan di dalam tubuh kita oleh Kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormone yang berguna untuk tubuh. Pada saat kondisi tubuh terpapar radio aktif, tiroid kemungkinan besar akan menyerap yodium radioaktif (I-131) yang dihasilkan oleh hasil reaksi radioaktif untuk menghasilkan hormon. Dampaknya memungkinkan rusaknya kelenjar tiroid dan menyebabkan kanker di beberapa tahun kedepannya. Solusi yang dianggap terbaik adalah dengan mengonsumsi yodium yang bersih sehingga kemungkinan I-131 untuk diserap akan semakin kecil. Namun demikian perlu dipertimbangkan untuk meilih tidak hanya sekedar garam namun harus garam beryodium, itupun harus dipertimbangkan dengan baik karena untuk membuat kelenjar tiroid tidak lagi menyerap yodium dari manapun Kita harus mengkonsumsi garam beryodium dalam jumlah yang sangat banyak dan kemungkinan melampaui batas ambang toleransi tubuh. Pilihan lain yang dapat dilakukan dan cukup aman dengan mengonsumsi tablet potassium yodium untuk menutup kemungkinan kelenjar tiroid menyerap I-131. Pilihan mengonsumsi bahan makanan beryodium tentu jauh lebih baik dibandingkan mengunyah garam adalah misalnya saja dari sumber makanan seperti yogurt, susu sapi, telur, buah stroberi, dan keju. Sumber: Hera Nurlita, SKM, M.Kes (Dit. Bina Gizi-Subdit Bina Gizi Klinik)
“Supaya kelenjar gondok tidak terkena,” Bagaimana hal ini bisa terjadi, Yodium digunakan di dalam tubuh kita oleh Kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormone yang berguna untuk tubuh. Pada saat kondisi tubuh terpapar radio aktif, tiroid kemungkinan besar akan menyerap yodium radioaktif (I-131) yang dihasilkan oleh hasil reaksi radioaktif untuk menghasilkan hormon. Dampaknya memungkinkan rusaknya kelenjar tiroid dan menyebabkan kanker di beberapa tahun kedepannya. Solusi yang dianggap terbaik adalah dengan mengonsumsi yodium yang bersih sehingga kemungkinan I-131 untuk diserap akan semakin kecil. Namun demikian perlu dipertimbangkan untuk meilih tidak hanya sekedar garam namun harus garam beryodium, itupun harus dipertimbangkan dengan baik karena untuk membuat kelenjar tiroid tidak lagi menyerap yodium dari manapun Kita harus mengkonsumsi garam beryodium dalam jumlah yang sangat banyak dan kemungkinan melampaui batas ambang toleransi tubuh. Pilihan lain yang dapat dilakukan dan cukup aman dengan mengonsumsi tablet potassium yodium untuk menutup kemungkinan kelenjar tiroid menyerap I-131. Pilihan mengonsumsi bahan makanan beryodium tentu jauh lebih baik dibandingkan mengunyah garam adalah misalnya saja dari sumber makanan seperti yogurt, susu sapi, telur, buah stroberi, dan keju. Sumber: Hera Nurlita, SKM, M.Kes (Dit. Bina Gizi-Subdit Bina Gizi Klinik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar