c
Hello teman terimaksih telah berkunjung di blog BERBAGI ILMU sebelunya aku mohon maaf apabila yang anda cari tidak sesuai dengan yang anda harapkan disini kita semua belajar dan saya sebagai admin berusaha untuk berbagi ilmu dengan anda semoga bermamfaat salam hangat IVAN JUNTAK.
Share |

Kamis, 05 Mei 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KOLON

A. Pengertian
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas. (FKUI, 2008: 268) Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastasis). (Gale, 2000: 177) Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/ neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon (Brooker, 2001:72) Kanker kolon adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas didalam permukaan usus besar atau rectum (boyle and langman, 2000:805)
B. Etiologi
Terdapat 3 etiologi utama kanker (davey, 2006:334), yaitu: Diet: kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur, buah), kebiasaan makan berlemak tinggi dan sumber protein hewani Kelainan kolon Adenoma dikolon: degenerasi maligna menjadi adeno karsinoma Familial poliposis: polip diusus mengalami degenerasi maligna menjadi karsenoma Kondisi ulserative: penderita colitis ulserativa menahun mempunyai resiko terkena karsinoma kolon 3. Genetik Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3,5x lebih banyak dari pada anak-anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001:207)  
C. Patofisiologi
1. Anatomi Fisiologi KolonUsus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan “kolon kanan”, sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan “kolon kiri” (http://id.wikipedia.org). 2. Patologi Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335).Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati). Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu : Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system portal. Penyebaran secara transperitoneal Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain (Gale, 2000 : 177)  
D. Klasifikasi
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut (FKUI, 2001 : 209) : A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis. B1: kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa. B2:kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria. C1: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah. C2:kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 buah. D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi. E. Manifestasi klinik Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi. 1. Kanker kolon kanan,dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium. 2. Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000). F. Pemeriksaan penunjang Endoskopi: pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Radiologis Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru - Ultrasonografi (USG) Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati. - Histopatologi Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel. - Laboratorium Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan (FKUI, 2001 : 210).
G. Penatalaksanaan medis
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut : 1. Pembedahan (Operasi)Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker 2. Penyinaran (Radioterapi)Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah.Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan. 3. kemotherapy Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).
H. Konsep asuhan keperawatan
  Pengkajian pasien Post Operatif Ca Colon (Doenges, 1999) adalah meliputi : Sirkulasi - Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus). Integritas Ego - Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup. - Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis. Makanan / cairan - Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi) Pernapasan - Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok. Keamanan - Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker /terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse. - Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam. Penyuluhan / Pembelajaran - Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi). Diagnosa
Pola nafas tidak efektif b/d imobilitas dan kondisi pasca anastesi Perubahan proses pikir b/d perubahan kimia Risti kekurangan volume cairan b/d pembatasan pemasukahn cairan tubuh Nyeri b/d insisi pembedahan, trauma musculoskeletal Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik Kerusakan integritas kulit b/d luka pembedahan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah Ansietas b/d ancaman terhadap kosep diri Kurang pengetahuan tentang kondisi luka b/d kurang informasi yang didapat sumber:http://adwindoklaten.wordpress.com/2011/04/20/asuhan-keperawatan-kanker-kolon/

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...