Diare akut didefinisikan sebagai suatu kondisi tiba-tiba dimana terdapat kadar air tinggi dalam kotoran (lebih dari jumlah normal 10 mL/kg/hari). Kondisi ini biasanya meningkatkan pergerakan usus, hingga 4 – 20 kali lebih cepat. Jumlah yang banyak cairan dalam kotoran disebabkan oleh gangguan dari usus halus dan usus besar dalam proses penyerapan elektrolit, sari pati makanan, dan cairan. Diare akut pada anak-anak biasanya disebabkan oleh infeksi, tetapi beberapa kondisi lain dapat menyebabkan diare yang kronis. Diare akut bersifat menghilang sendiri, tetapi bahaya yang harus dihindari adalah kekurangan cairan (dehidrasi).
Definisi “gastroenteritis akut” biasanya sering digunakan untuk mendiagnosa “diare akut”, tetapi ini merupakan konsep yang salah, karena pada gastroenteritis, terdapat infeksi pada usus dan lambung, sedangkan pada diare akut hampir tidak pernah terdapat gangguan pada lambung, dan juga pada beberapa penyebab diare tidak terjadi suatu peradangan dari usus.
Definisi “gastroenteritis akut” biasanya sering digunakan untuk mendiagnosa “diare akut”, tetapi ini merupakan konsep yang salah, karena pada gastroenteritis, terdapat infeksi pada usus dan lambung, sedangkan pada diare akut hampir tidak pernah terdapat gangguan pada lambung, dan juga pada beberapa penyebab diare tidak terjadi suatu peradangan dari usus.
Berdasarkan episode waktu, diare dapat dibagi menjadi akut dan kronis (terus-menerus) . Diare akut didefinisikan sebagai kondisi akut diare yang berlangsung tidak lebih lama dari 14 hari, diare kronis didefinisikan sebagai diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Perbedaan ini penting karena tidak hanya berdasarkan waktu, tetapi penyebabnya pun berbeda sehingga penatalaksanaanpun akan berbeda.
Diare merupakan kondisi terbalik dari fungsi normal penyerapan (absorbsi) dan pembuangan (sekresi) dari elektrolit dan air. Perubahan ini dapat disebabkan oleh gangguan tekanan osmotik pada lumen usus yang menyebabkan air dari dalam sel keluar, dan masuk ke dalam usus. Proses ini paling sering menyebabkan diare, yang terjadi akibat konsumsi bahan-bahan yang tidak dapat diserap(laktulosa). Pada diare jenis ini kotoran akan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak dapat diserap, sifat diare biasanya tidak hebat. Diare akan berkurang dengan tidak mengkonsumsi bahan-bahan tersebut.
Pada diare sekresi, sel-sel usus merubah sistem transport menjadi aktif sekresi. Penyebab yang paling sering adalah infeksi bakteri pada usus. Beberapa kondisi yang memungkinkan adalah, setelah bakteri berkembang dalam usus, bakteri akan menginvasi sel-sel epitel, dan menghasilkan racun (entero, cytotoxin). Bakteri juga dapat merangsang untuk dikeluarkannya zat-zat perantara untuk terjadinya peradangan pada usus. Kedua mekanisme tersebut pada akhirnya akan menyebabkan sel menjadi aktif untuk mensekresi cairan ke dalam lumen usus. Gambaran diare sekresi yaitu diare yang hebat, tidak berubah dengan puasa, tidak terdapat gangguan ion dalam kotoran (menandakan bahwa nutrisi tetap di penyerapan dengan baik).
Pada diare sekresi, sel-sel usus merubah sistem transport menjadi aktif sekresi. Penyebab yang paling sering adalah infeksi bakteri pada usus. Beberapa kondisi yang memungkinkan adalah, setelah bakteri berkembang dalam usus, bakteri akan menginvasi sel-sel epitel, dan menghasilkan racun (entero, cytotoxin). Bakteri juga dapat merangsang untuk dikeluarkannya zat-zat perantara untuk terjadinya peradangan pada usus. Kedua mekanisme tersebut pada akhirnya akan menyebabkan sel menjadi aktif untuk mensekresi cairan ke dalam lumen usus. Gambaran diare sekresi yaitu diare yang hebat, tidak berubah dengan puasa, tidak terdapat gangguan ion dalam kotoran (menandakan bahwa nutrisi tetap di penyerapan dengan baik).
Diare akut dapat disebabkan oleh :
• Infeksi : Enteric infection (keracunan makanan), ekstraintestinal
• Disebabkan oleh obat-obatan : antibiotik, laxative, antasida mengandung Mg, opiat
• Alergi makanan dan intoleransi lainnya : alergi protein susu sapi, susu kedelai, alergi beberapa makanan,
• Kelainan sistem pencernaan : alergi laktulosa
• Kemoterapi atau radiasi
• Kondisi bedah : infeksi usus buntu, jeratan usus
• Defisiensi vitamin : B kompleks, vitamin C
• Terkonsumsi logam berat, racun, atau tanaman bukan untuk konsumsi
Indikasi untuk dilakukan pengawasan oleh tenaga kesehatan pada pasien dengan diare yaitu :
• Usia lebih dari 3 bulan
• Berat badan lebih dari 8 kg
• Riwayat lahir prematur, penyakit kronis, atau bersamaan dengan penyakit lain
• Demam lebih dari 38C pada bayi kurang dari 3 bulan, atau lebih dari 39C pada anak usia 3 – 36 bulan
• Tampak darah pada kotoran
• Diare dengan jumlah yang besar
• Muntah yang terus menerus
• Tanda-tanda dehidrasi, perubahan kondisi mental
• Tindakan rehidrasi awal (melalui mulut) tidak mencukupi atau tidak dapat dilakukan
diare dapat menyebabkan
1. Dehidrasi.
Dehidrasi merupakan penyebab utama dari kematian dan kerusakan tubuh lainnya. Penatalaksanaan segera apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi yaitu : mengantuk, penurunan kesadaran, ubun-ubun kecil mencekung, mukosa mulut kering, mata terlihat cekung kedalam, tidak ada air mata, kelenturan kulit menurun, pengisian pembuluh jari distal memanjang.
2. Gangguan tumbuh dan malnutrisi
Penurunan jumlah otot dan lemak atau adanya bengkak di kaki-tangan merupakan pertanda adanya gangguan penyerapan karbohidrat, lemak dan protein. Infeksi yang disebabkan oleh Giardia dapat menyebabkan diare dan gangguan penyerapan lemak.
3. Nyeri perut
Nyeri yang tidak jelas dapat terjadi pada kondisi infeksi usus. Apabila nyeri perut semakin bertambah dengan tekanan, atau adanya nyeri perut hebat, harus berhati-hati kemungkinan komplikasi paling berat yaitu kebocoran usus.
4. Kemerahan sekitar anus
Gangguan penyerapan karbohidrat akan menyebabkan bakteri memproduksi asam dari karbohidrat yang tidak terabsorbsi, sehingga apabila kotoran mengenai kulit disekitar anus akan menyebabkan kemerahan dan nyeri. Selain itu terdapat gangguan penyerapan dari asam empedu yang menyebabkan kotoran bertambah asam.
Dehidrasi merupakan penyebab utama dari kematian dan kerusakan tubuh lainnya. Penatalaksanaan segera apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi yaitu : mengantuk, penurunan kesadaran, ubun-ubun kecil mencekung, mukosa mulut kering, mata terlihat cekung kedalam, tidak ada air mata, kelenturan kulit menurun, pengisian pembuluh jari distal memanjang.
2. Gangguan tumbuh dan malnutrisi
Penurunan jumlah otot dan lemak atau adanya bengkak di kaki-tangan merupakan pertanda adanya gangguan penyerapan karbohidrat, lemak dan protein. Infeksi yang disebabkan oleh Giardia dapat menyebabkan diare dan gangguan penyerapan lemak.
3. Nyeri perut
Nyeri yang tidak jelas dapat terjadi pada kondisi infeksi usus. Apabila nyeri perut semakin bertambah dengan tekanan, atau adanya nyeri perut hebat, harus berhati-hati kemungkinan komplikasi paling berat yaitu kebocoran usus.
4. Kemerahan sekitar anus
Gangguan penyerapan karbohidrat akan menyebabkan bakteri memproduksi asam dari karbohidrat yang tidak terabsorbsi, sehingga apabila kotoran mengenai kulit disekitar anus akan menyebabkan kemerahan dan nyeri. Selain itu terdapat gangguan penyerapan dari asam empedu yang menyebabkan kotoran bertambah asam.
tindakan yang dapat di berikan pada rehidrasi:
• Rehidrasi ringan :
Pemberian cairan setiap diare atau muntah :
- Berat badan < 10 kg : 60 – 120 mL
- Berat badan > 10 kg : 120 – 140 mL
• Rehidrasi sedang :
Penggantian cairan yang sebelumnya telah hilang : 50 -100 mL/kg berat badan, selama 3 – 4 jam.
Pemberian cairan setiap diare atau muntah :
- Berat badan < 10 kg : 60 – 120 mL
- Berat badan > 10 kg : 120 – 140 mL
• Rehidrasi berat : Tindakan harus dilakukan dalam pengawasan tenaga kesehatan
Cairan yang diberikan berupa cairan pengganti elektrolit (Oralit, dan sejenis yang bermerk) atau bila tidak dengan menggunakan cairan gula garam = 3 : 1 ( dalam 250 ml air bening diberikan 1 sendok teh gula dan 1/3 sendok teh garam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar