Pertama kita harus tau dulu salah satu fungsi ginjal dan hormon yang mengatur nya. Makanan dan minuman yang kita konsumsi akan dicerna oleh saluran pencernaan. Yang berguna bagi tubuh akan diserap masuk ke dalam darah dan digunakan untuk proses metabolisme. Sedangkan yang tidak dapat diserap ataupun sisa-sisanya (ampas), akan dibuang dalam bentuk tinja. Ada berbagai hormon yang ikut mengatur pengeluaran urin. Salah satunya yang penting adalah hormon anti diuretik (ADH = anti diuretic hormon) atau lebih dikenal dengan nama vasopresin. Anti diuretik berarti menahan cairan. Bila tubuh mendeteksi jumlah cairan di dalam tubuh melebihi normal, maka vasopresin akan dikeluarkan ke dalam darah. Namun sebaliknya, bila terdeteksi jumlah cairan dalam tubuh kurang dari normal, maka vasopresin tidak akan dikeluarkan ke dalam darah. Vasopresin yang ada dalam darah berguna untuk meningkatkan permeabilitas epitel duktus pengumpul ginjal (salah satu komponen ginjal) terhadap air, sehingga jumlah urin yang dihasilkan meningkat.
Sekarang kita telah mengetahui tentang salah satu fungsi ginjal dan homon yang mengaturnya. Hal ini menjadi dasar bagi kita untuk dapat mengerti dengan baik tentang diabetes insipidus.
Apa itu Diabetes Insipidus?
Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri).
Ada dua macam diabetes insipidus, yaitu :
1.Diabetes insipidus sentralis, dimana terjadi penurunan pembentukan hormon antidiuretik atau vasopresin.
2.Diabetes insipidus nefrogenik, dimana kadar hormon antidiuretik normal tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini.
Penyebab diabetes insipidus sentralis, antara lain :
1.Tumor-tumor pada hipotalamus
2.Tumor-tumor besar hipofisis dan menghancurkan nukleus-nukleus hipotalamik
3.Trauma kepala
4.Cedera operasi pada hipotalamus
5.Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak
6.Penyakit-penyakit granulomatosa
Penyebab diabetes insipidus nefrogenik antara lain:
1.Penyakit ginjal kronik (penyakit ginjal polikistik, medullary cystic disease, pielonefretis, obstruksi/sumbatan ureteral, gagal ginjal lanjut
2.Gangguan elektrolit (hipokalemia, hiperkalsemia)
3.Obat-obatan (litium, demoksiklin, asetoheksamid, tolazamid, glikurid, propoksifen)
4.Penyakit sickle cell
5.Gangguan diet
Apa Gejala dari diabetes insipidus?
Rasa haus dan pengeluaran air kemih yang berlebihan dan terlalu sering. Dan seringkali hal tersebut adalah satu-satunya gejala. Diabetes insipidus dapat timbul secara perlahan maupun secara tiba-tiba pada segala usia.
Sebagai kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih, penderita bisa minum sejumlah besar cairan (3,8-38 L/hari). Jika kompensasi ini tidak terpenuhi, maka dengan segera akan terjadi dehidrasi yang menyebabkan tekanan darah rendah dan syok. Penderita terus berkemih dalam jumlah yang sangat banyak, terutama di malam hari.
Bila mengalami gejala-gejala seperti disebut di atas, pergilah ke dokter. Dan dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk menyingkirkan diabetes melitus (kencing manis) dilakukan pemeriksaan gula pada air kemih.
Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat dipercaya untuk diabetes insipidus adalah water deprivation test. Selama menjalani pemeriksaan ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi berat. Oleh karena itu pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit atau tempat praktek dokter. Pembentukan air kemih, kadar elektrolit darah (natrium) dan berat badan diukur secara rutin selama beberapa jam. Segera setelah tekanan darah turun atau denyut jantung meningkat atau terjadi penurunan berat badan lebih dari 5%, maka tes ini dihentikan dan diberikan suntikan hormon antidiuretik.
Bagaimana Pemeriksaan Pada Diabetes Insipidus?
:
Ada beberapa pemeriksaan pada Diabetes Insipidus, antara lain:
Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat dipercaya untuk diabetes insipidus adalah water deprivation test.
Selama menjalani pemeriksaan ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi berat. Oleh karena itu pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit atau tempat praktek dokter.
Pembentukan air kemih, kadar elektrolit darah (natrium) dan berat badan diukur secara rutin selama beberapa jam. Segera setelah tekanan darah turun atau denyut jantung meningkat atau terjadi penurunan berat badan lebih dari 5%, maka tes ini dihentikan dan diberikan suntikan hormon antidiuretik.
Diagnosis diabetes insipidus semakin kuat jika sebagai respon terhadap hormon antidiuretik:
- pembuangan air kemih yang berlebihan berhenti
- tekanan darah naik
- denyut jantung kembali normal.
Apapun pemeriksaannya, prinsipnya adalah untuk mengetahui volume, berat jenis, atau konsentrasi urin. Sedangkan untuk mengetahui jenisnya, dapat dengan memberikan vasopresin sintetis, pada Diabetes Insipidus Sentral akan terjadi penurunan jumlah urin, dan pada Diabetes Insipidus Nefrogenik tidak terjadi apa-apa.
Bagaimana mengobati diabetes insipidus?
Diabetes insipidus diobati dengan mengatasi penyebabnya.
Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) bisa diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal. Namun, terlalu banyak mengkonsumsi obat ini bisa menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan dan gangguan lainnya.
Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.
Kadang diabetes insipidus bisa dikendalikan oleh obat-obatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid, karbamazepin, klofibrat dan berbagai diuretik (tiazid). Akan tetapi obat-obat ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.
Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4909508
Tidak ada komentar:
Posting Komentar